Dahsyatnya Banjir Bandang Di Luwu Utara

Banjir bandang yang terjadi di Luwu Utara minyisakan kerugian dan kesedihan. Ratusan rumah di Luwu Utara rusak parah akibat banjir bandang. Saebanyak 233 unit rumah rusak parah. Sementara ada 10 rumah yang hanyut dan tertimpun pasir serta lumpur.

Untuk korban jiwa yang ditemukan meninggal dunia sebanyak 16 orang, dengan jumlah kepala keluarga terdampak sebanyak 4.202 KK atau 15.944 jiwa.

“Mengenai pengungsi sementara dilakukan pendataan di titik-titik pengungsian oleh tim, ada tiga posko induk di lapangan yang sudah didirikan dalam penanggulangan bencana,” sebut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan, Ni’mal Lahamang di Makassar, Rabu (15/7/2020).

Baca juga  Intip Kegiatan Seru Berkuda Para Hijabers, Penuh Pesona

Sebelumnya, bencana alam banjir bandang menerjang sebagian wilayah Kabupaten Luwu Utara pada 13 Juli pukul 21.00 Wita. Banjir bandang disebabkan hujan dengan intensitas tinggi sejak dua hari terakhir sebelum bencana.

Dilansir dari Liputan 6, penyebab dari banjir bandang yang terjadi di Luwu Utara tidak hanya disebabkan oleh hujan tinggi, namun terdapat pembangunan tidak serius memperhitungkan daya dukung lingkungan.

Curah hujan tinggi yang merupakan dampak anomali iklim ini memicu terjadi banjir bandang, karena hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Rongkong dengan berapa sungai di sub DAS Luwu Utara.

Baca juga  Kenali Apa Itu Sistem Apartheid?

“Terutama di Masamba dan sekitarnya tak mampu lagi menahan beban hidrologis di tanah yang tutupan hutannya yang sudah kritis,” kata Direktur Eksekutif Jurnal Celebes Mustam Arif, Rabu (16/7/2020).

Masyarakat yang berada di wilayah rentan, mestinya mempunyai daya adaptasi secara sosilogis dan rencana kedaruratan (kontigensi) agar bisa meminimalisasi dampak ketika ada bencana. (DA)

Translate »