Sayur Babanci, Kuliner Langka Khas Betawi

Sayur Babanci merupakan makanan khas Betawi yang kini mulai langka ditemukan. Babanci sendiri sebenarnya kuliner ketupat yang tidak ada sayuran sama sekali dan berbeda dengan  gulaikari, dan soto

Asal usul nama Babanci diyakini berasal dari kata babah dan enci. Makanan ini dahulu dibuat oleh para peranakan BetawiTionghoa. Babanci tergolong makanan kalangan atas seperti golongan mandor dan tuan tanah saja, yang biasa ditemui di hari-hari besar. 

Mengutip dari laman wikipedia.org, kuliner khas Betawi identik dengan karakter masyarakat Betawi yang jenaka dan nyleneh. Selain itu nama Babanci, selain dianggap tidak “berkelamin”, ada juga yang beranggapan bahwa ketupat ini dahulu adalah penganan favorit para banci atau waria. 

Baca juga  Prediksi Tren Belanja Konsumen Pada Ramadan 2021

Untuk cita rasa sayur Babanci sendiri mirip dengan gulai yang memiliki aroma dan rasa rempah yang kuat. Sayur Babanci terdiri dari beberapa rempah langka, yaitu kedaungbotortai anginlempuyangtemu manggatemu kunci dan bangle. Sayur Babanci terdapat daging yang berasal dari bagian kepala sapi terutama pipinya, tetapi tidak termasuk lidah, otak, dan cingur

Tentunya, dalam proses pembuatan sajian ini diperlukan keterampilan khusus mulai dari meracik bumbu, memotong-motong daging kepala sapi, mengerok isi kelapa muda dan merebus daging kepala sapi itu sendiri yang memakan waktu hingga empat jam.

Baca juga  Cara Menyimpan Granola Agar Tetap Renyah

Melihat dari kelangkaan rempah-rempah sebagai bumbu dari sayuran Babanci. Hidangan sayur Babanci kini sulit untuk dijumpai tak seperti nasi uduk, asinan Betawi, kerak telor, gado-gado dan lain-lain.

Sebagian suku Betawi biasanya menyajikan di waktu tertentu seperti buka puasa bersama pada bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha. Selain itu, biasanya juga dihadirkan ketika acara besar saja, seperti pada hari ulang tahun kota Jakarta, bazar, atau pesta kuliner yang hanya diadakan setahun sekali. 

(BR)

Translate »