
Istilah ‘Hate-wear’ dan ‘Sadwear’ pada Fashion Kala Pandemi
Pandemi Covid-19 benar-benar mengubah segalanya, salah satunya adalah dari segi fashion. Banyak ritel penjualan menurun dan akhirnya menyerah. Maka dari itu banyak yang beralih profesi demi tetap bertahan.
Tidak hanya itu, pandemi juga merubah cara kita berpikir hingga cara berpakaian hingga akhirnya muncul istilah yang menggambarkan perubahan terhadap mode, yakni ‘Hate-wear’. Kata ini pada rasa kesal terhadap cara berpakaian selama pandemi. Hal ini mengacu pada The New York Times yang dikutip dari laman The Guardian.
“Tidak tahu cara berpakaian adalah masalah terkecil siapa pun, tetapi kami (kebanyakan) masih harus mengenakan pakaian. Bagi kami yang sekarang bekerja dari rumah, itu telah menghasilkan beberapa pilihan aneh.” ujar Reyhan Harmanci, penulis New York Times.

Seperti yang kita tahu bahwa pola bekerja pun ikut berubah, dimana work from home sudah jadi kegiatan sehari-hari. Walau di rumah tetap harus berpakaian dengan semestinya, seperti sweater, celana jogging oversize.
Akhirnya hal tersebut memunculkan istilah baru dari Esquire, yakni ‘Sadwear’ karena merasa sedih dan juga stres, misalnya seperti menggunakan hoodie, celana jogging, serta piyama.
“Istilah kolektif kami untuk pakaian yang membuat kami merasa lebih baik saat kami sedih, secara khusus lahir dari kebencian eksistensial dari penguncian”, ujar Charlie Teasdale, Style Director Esquire.
Namun tentunya penentuan pakaian dari kedua istilah tersebut berbeda tiap individu, tergantung bagaimana perasaan pemakainya. Karena yang pasti, banyak orang mengutamakan kenyamanan dalam berpakaian terutama saat di rumah.
(AA)