Nabi Muhammad SAW, amat memuliakan bulan Sya’ban dengan lebih banyak menunaikan berbagai amalan ibadah, melebihi hari-hari biasanya.
Terlebih, pada bulan mulia ini terdapat satu malam yang amat ditunggu-tunggu kedatangannya oleh umat Muslim yaitu, malam nisfu Sya’ban.
Simak ulasan lengkap tentang keutamaan malam nisfu Sya’ban.
- Allah mengampuni para hambanya
Berdasarkan pada hadis riwayat al-Imam al-Thabrani dan Ibnu Hibban dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah berkata,
“Allah Swt melihat kepada makhluk-Nya pada malam nisfu Sya’ba
n, lalu memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali kepada orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.”
- Memperbanyak doa kepada Allah
Sebagaimana hadis riwayat al-Imam al-Baihaqi dari Usman bin Abi al-‘Ash, Rasulullah bersabda,
“Apabila datang malam Nisfu Sya’ban, ada pemanggil (Allah) berseru: “Apakah ada orang yang memohon ampun dan Aku akan mengampuninya? Apakah ada yang meminta dan Aku akan memberinya? Tidak ada seseorang pun yang meminta sesuatu kecuali Aku akan memberinya, kecuali wanita pezina atau orang musyrik.”
- Melaksanakan salat malam
Anjuran dari hadis riwayat al-Albaihaqi dari ‘Ala’ bin Haris, ia berkata,
“Sayyidah Aisyah menceritakan: “Suatu malam Nabi Saw shalat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Nabi Saw telah diambil (wafat), karena curiga maka akan berdiri dan aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Nabi Saw selesai shalat beliau berkata: “Hai Aisyah, apakah engkau menduga Nabi Saw tidak memperhatikannmu?”
Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berpikiran yang tidak-tidak (menyangka Nabi Saw telah tiada karena engkau bersujud begitu lama.” Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Nabi Saw berkata, “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang, dan menyingkirkan orang yang dengki.”
