Hari Guru Nasional, yang diperingati setiap 25 November, menjadi momen penting bagi dunia pendidikan Indonesia. Peringatan ini bertujuan untuk menghormati para guru atas kontribusi besar mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hari Guru Nasional juga menjadi pengingat berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tahun 1945, sebuah organisasi yang berperan penting dalam melindungi, memperjuangkan hak, dan meningkatkan kesejahteraan guru di Indonesia. Tidak hanya berjasa di dunia, menjadi seorang guru juga akan memperoleh kedudukan mulia di akhirat kelak.
Dalam rangka Hari Guru, simak artikel ini keutamaan jadi Pendidik dalam Perspektif Islam.
Melansir dari NU Online, dalam Islam, profesi pendidik dianggap sebagai salah satu profesi yang paling mulia. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Mubarak dalam kitab Tahzibil al Kamal jilid XVI, halaman 20, ia menyatakan bahwa setelah derajat kenabian, tidak ada kedudukan yang lebih tinggi selain menyebarkan ilmu yang bermanfaat.
Hal ini karena ilmu merupakan sumber dari segala kebaikan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Ilmu juga menjadi sarana untuk menegakkan kebenaran, keadilan, serta untuk membimbing umat manusia menuju jalan yang diridhai oleh Allah SWT.
لاَ أَعْلَمُ بَعْدَ النُّبُوَّةِ دَرَجَةً أَفْضَلَ مِنْ بَثِّ الْعِلْمِ
Artinya: “Aku tidak mengetahui setelah kenabian ada derajat yang lebih utama dari menyebarkan ilmu.”
Dalam kitab Siyar A’lam An-Nubala jilid VIII, halaman 387, diceritakan bahwa Abdullah bin Mubarak pernah membagikan hartanya ke berbagai wilayah untuk mendukung para ulama dan penuntut ilmu hadis.
Ketika ia melakukan hal tersebut, beberapa orang menegurnya karena khawatir harta itu akan habis. Namun, Ibnu Mubarak tetap tidak memperdulikannya dan menjelaskan bahwa ia tidak menyesal telah membantu para ulama hadis. Menurutnya, penuntut ilmu adalah orang-orang yang memiliki keutamaan dan integritas.
Ia percaya bahwa para ahli hadis telah belajar dengan sungguh-sungguh, dan masyarakat sangat membutuhkan ilmu mereka. Jika ulama hadis tidak diberi bantuan, maka ilmu mereka bisa hilang. Sebaliknya, dengan mendukung mereka, ilmu tersebut dapat tersebar kepada masyarakat luas.