3 Desainer Perempuan Naikkan Batik Ngawi ke Level High Fashion

Eksplorasi tiga desainer perempuan dalam menyulap warisan budaya jadi tren fashion masa kini.

Gelaran Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 hari ketiga, Jumat (30/5), menyuguhkan atmosfer magis lewat tema “Mantra” sebuah selebrasi budaya yang dikemas dalam spektrum gaya, dari couture hingga kasual. Di tengah kemegahan tenun Tolaki Sulawesi Tenggara, terdapat momen istimewa di Parade 2 yang berhasil mencuri spotlight tiga desainer perempuan dengan interpretasi personal atas batik Ngawi, ditampilkan dalam siluet modern yang tak hanya cantik tapi juga menyuarakan karakter.

Yuk, intip bagaimana Mariyatul Qibtiyah, Ardhiyan Ristanti, dan Naila Khoirul menyulap kain tradisi menjadi narasi fashion yang bold, relevan, dan sangat sekarang:

Mariyatul Qibtiyah – MetraFusion

Image: Indoensia Fashion Week 2025

Dengan 9 look yang tajam dan elegan, Mariyatul menghadirkan MetraFusion, sebuah pertemuan metropolitan dan tradisi.

Blazer suede, kemeja berstruktur, hingga sleeveless dress ramping menjadi sorotan utama. Material seperti batik Ngawi, tweed, suede, dan cashmere semi-wool memberi statement kuat akan perempuan masa kini: dinamis tapi tetap terhubung dengan akar budaya.

Baca juga  Zenta Yoshie Desainer Asal Jepang Yang Menampilkan Hijab Dalam Koleksinya

Ardhiyan Ristanti – Lady Tejido

Dalam 3 look minimalis namun artistik, Ardhiyan membawa semangat slow fashion yang tenang tapi menohok. Koleksi Lady Tejido bukan sekadar fashion, tapi penghormatan pada tangan-tangan penganyam yang telah mewariskan budaya lewat tekstil.

Dengan kemeja cape, blazer ringan, dan high-waist pants, Ardhiyan menghadirkan gaya laid back elegance. Palet warna natural dan material seperti semiwool dan katun memperkuat pesan: bahwa kemewahan sejati tak harus berteriak, cukup menyentuh lewat detail yang jujur dan fungsional.

Naila Khoirul – Metropolitan Muse

Urban, chic, dan personal begitulah vibe yang dipancarkan dari koleksi Metropolitan Muse karya Naila. Di balik 3 look yang simpel namun tajam, tersimpan refleksi akan kehidupan perempuan metropolis serba cepat, penuh ritme, tapi tetap mencari ruang untuk mengekspresikan keanggunan diri.

Dengan potongan ramping, waistline cut yang presisi, serta batik Ngawi yang dikombinasikan dengan cashmere semi wool, koleksi ini terasa seperti puisi visual berani, modern, namun tetap lembut. Seperti kota Ngawi yang tak pernah kehilangan pesonanya meski disandingkan dengan arsitektur futuristik.

Baca juga  Menampilkan Gaya Sporty Grunge Dalam Koleksi "Hyjab On Fire" Kolaborasi IKYK X CLEAR

ketiganya menampilkan batik Ngawi bukan hanya sebagai motif, tapi sebagai identitas yang hidup. Masing-masing desainer mengolah kain dengan caranya sendiri, menciptakan narasi yang berbeda namun semua menyuarakan hal yang sama: bahwa perempuan Indonesia modern adalah sosok yang kuat, kreatif, dan mampu menjadikan warisan sebagai pijakan menuju masa depan.

Runway IFW 2025 bukan sekadar pertunjukan, ia adalah panggung di mana budaya dan modernitas saling bersalaman, dan di mana perempuan-perempuan kreatif berbicara lewat kain, siluet, dan keberanian untuk meredefinisi mode Indonesia. Dan jika panggung ini adalah mantra, maka para desainer adalah penyihirnya membuat kita semua jatuh cinta, berkali-kali.

Translate »