Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (PERKOSMI) pada 8 Juni 2021 menyelenggarakan acara Temu Anggota dan Halal Bi Halal yang bertemakan “Meraih Kemenangan Dalam Industri Kosmetika di Indonesia” yang dihadiri oleh segenap anggota PERKOSMI termasuk korporasi dan pelaku UMKM Industri Kosmetika.
Dalam acara tersebut, turut hadir Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Dr.Ir. Penny K. Lukito, MCP., Ketua Umum PERKOSMI Sancoyo Antarikso, Commercial Director Kantar Indonesia Adisti Bramanti. Serta perwakilan perusahaan anggota PERKOSMI melalui panel diskusi, yaitu: Dr. (HC). Dra. Nurhayati Subakat, Apt, Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation, Michael Justisoesetya, General Manager Professional Products Division, PT L’Oréal Indonesia dan Dra. Machfiyah, Apt, Pendiri PT Aulia Citra Lestari.
Situasi pandemi mendorong para pelaku industri kosmetika untuk berinovasi, bertransformasi, dan gesit beradaptasi. Riset Statista.com memproyeksikan segmen kecantikan dan perawatan pribadi akan bertumbuh sekitar 6,46% setiap tahunnya . Studi Kantar Indonesia juga menunjukkan bahwa total segmen kecantikan dan perawatan pribadi di masa new normal vs covid outbreak telah kembali bertumbuh sebanyak 3%.
“PERKOSMI senantiasa memberikan dukungan penuh kepada pelaku industri kosmetika di tanah air termasuk sektor UMKM untuk terus bertumbuh di Indonesia melalui berbagai upaya. Salah satunya adalah program capacity building dimana selama masa pandemi ini, kami secara intensif memberikan pelatihan-pelatihan dengan berbagai topik dimulai dari protokol kesehatan, tren hingga digital dan e-commerce. Kami bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk Kementerian, BPOM dan pelaku industri untuk berbagi pengalaman dan kiatnya dalam pengembangan bisnis kosmetika dan bangkit secara keseluruhan,” jelas Sancoyo Antarikso, Ketua Umum Perkosmi.
Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia menjelaskan, Indonesia memiliki potensi industri kosmetika yang sangat besar dan memiliki potensi menghasilkan produk kosmetika yang menarik dan berkualitas, sehingga dapat memenuhi selera dan kebutuhan pasar dunia.
“Industri kosmetika di Indonesia bisa dijadikan sebagai pendukung pariwisata dan ekonomi kreatif dengan keberagaman kosmetika Indonesia yang didukung dengan potensi kekayaan bahan bakunya. Kemenparekraf juga turut ambil bagian dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dengan harapan dapat meningkatkan konsumsi produksi ekonomi kreatif, membantu berjalannya roda perekonomian serta UMKM lokal sebagai sarana memasarkan produk kosmetika lokal Indonesia dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya”, ujar Sandiaga Uno.
Pada tahap new normal, setelah pemerintah dan masyarakat melakukan beberapa adaptasi dalam hal peraturan mobilitas dan lainnya, industri produk kecantikan mulai menunjukkan tren positif. Pemulihan yang terjadi di kalangan konsumen memiliki tren yang berbeda. Misalnya, pemulihan di perkotaan besar lebih pesat untuk produk-produk perawatan wajah, sementara di perkotaan kecil pemulihannya lebih pesat untuk produk-produk kosmetik. Adisti Bramanti, selaku Commercial Director dari Kantar Indonesia Divisi Worldpanel menjelaskan “Mode pemulihan yang sedang terjadi di industri kecantikan ini bisa menjadi
peluang bagi pelaku industri. Untuk memperbesar peluang ini, yang menjadi kuncinya adalah dengan
memahami perilaku dari konsumen terlebih dahulu. Ada perbedaan signifikan yang hadir dari masing-masing
grup konsumen; misalnya, konsumen yang berusia muda lebih tertarik untuk menggunakan produk
perawatan wajah yang memiliki manfaat yang lebih mutakhir, sementara konsumen yang berusia lebih tua
cenderung memilih manfaat yang lebih umum dan menggunakan produk kosmetika yang dapat menutupi
kekurangan kondisi kulit wajahnya. Dengan memahami perbedaan yang hadir dari konsumen, pelaku industri
dapat menentukan strategi apa yang cocok bagi masing-masing grup konsumen, lalu menaikkan performa
mereknya, dan tentunya dapat lebih mendorong pulihnya industri kecantikan secara keseluruhan.”