Banjir di Gaza Akibatkan 10.000 Tenda Pengungsian Terbawa Arus

Banjir yang melanda Jalur Gaza baru-baru ini menyebabkan kerusakan parah pada tempat pengungsian para warga Palestina yang terdampak konflik. Dilansir dari laman Al-Jazeera, menurut laporan dari Kantor Media Pemerintah Gaza, sekitar 10.000 tenda yang digunakan oleh pengungsi terbawa arus atau rusak parah akibat badai hebat yang melanda wilayah tersebut pada Senin, (25/11/24).

Kondisi Banjir di Gaza

banjir di gaza
Image: Press TV

Beberapa orang meletakkan ember air di tanah untuk melindungi tikar dari kebocoran dan menggali tanah untuk mengalirkan air jauh dari tenda mereka.

“Kami meninggalkan utara dan selamat dari serangan bom. Kami pergi setelah pengepungan. Tapi sekarang hujan dan dingin membunuh kami. Saya sudah sakit selama tiga hari,” kata Ahmad, seorang pengungsi dari Jabalia, Gaza Utara, kepada Al Jazeera di kamp tenda di Stadion Yarmouk di Kota Gaza.

Baca juga  Arab Saudi Kutuk Israel Usai Bombardir di Gaza

“Kami terpengaruh oleh hujan. Anak-anak kami basah kuyup. Pakaian kami basah dan kami tidak memiliki apa-apa untuk melindungi diri, hanya tenda,” kata Um Mohammad Marouf, seorang pengungsi dari Beit Lahiya.

Banyak tenda yang digunakan pada tahap awal perang Israel di Gaza kini sudah rusak dan tidak lagi memberikan perlindungan.

Suad Al-Sabea, seorang ibu dari enam anak yang berasal dari Gaza Utara, kini tinggal di dalam sebuah ruang kelas dengan jendela yang pecah di sebuah sekolah yang menampung keluarga-keluarga pengungsi di Khan Younis, di selatan Jalur Gaza.

Baca juga  Ibunda SBY, Siti Habibah Dikabarkan Meninggal Dunia

Sementara itu, serangan militer Israel semakin intens. Di Rafah, di selatan Jalur Gaza, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya empat orang, kata petugas medis, sementara tank-tank memperdalam serangan mereka di ujung utara dua kota, Beit Hanoun, serta di Beit Lahiya dan Jabalia, yang merupakan kamp pengungsi terbesar dari delapan kamp pengungsi bersejarah di tanah tersebut.

Perang pecah sebagai respons terhadap serangan lintas batas yang dilakukan oleh militan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, di mana para penyerang menewaskan sekitar 1.200 orang dan membawa lebih dari 250 sandera kembali ke Gaza, menurut catatan Israel.

Translate »