
Jangan Abaikan! Kenali Speech Delay Pada Anak dan Cara Mengatasinya
Salah satu tahap perkembangan anak yang penting adalah tahap berbicara atau mengucapkan kata-kata. Beberapa anak dalam hal ini bisa saja mengalami keterlambatan atau disebut speech delay.

Speech delay sendiri merupakan salah satu jenis gangguan komunikasi yang terjadi pada anak. Hal tersebut terjadi jika kondisi kemampuan bicara anak cenderung lebih lambat perkembangannya bila dibandingkan dengan kebanyakan anak-anak lain, atau bisa dikatakan tidak berkembang sesuai dengan usianya.
Selain berpengaruh pada kemampuan bicara, Speech delay yang dialami Anak juga dapat berpengaruh pada kemampuan pendengaran, dan kognitif, sehingga orang tua harus aware jika menemukan tanda-tanda keterlambatan bicara pada anak.
Dilansir dari Klikdokter, berikut tanda-tanda anak mengalami speech delay yang harus Anda tahu:
- Jika anak tidak mampu mengucapkan kata sederhana (misalnya “mama” atau “papa”) saat berusia 12-15 bulan
- Anak tidak bisa memahami kata sederhana (misalnya “jangan”) saat berusia 18 bulan
- Anak tidak bisa berbicara dalam kalimat pendek (3-4 kata) saat berusia 3 tahun
- Anak tidak mampu bercerita secara sederhana saat berusia 4-5 tahun
Untuk menghindari gangguan pada anak, orang tua harus melakukan stimulasi sejak dini. Namun, Anda juga bisa melakukan beberapa hal ini untuk mengatasi speech delay, berikut diantaranya :
1. Sering ajak si kecil ngobrol
Salah satu terapi speech delay yang cukup efektif adalah dengan mengobrol dengan si kecil. Gunakan kalimat sederhana yang mudah dimengerti agar anak tidak kesulitan menjawab.
2. Membacakan cerita
Aktivitas ini bermanfaat untuk meningkatkan daya imajinasi dan menambah kosa kata anak.
3. Batasi screen time
Penggunaan gadget yang berlebihan pada anak disinyalir dapat menurunkan kemampuan bicara anak.
4. Minum dengan sedotan
Minum dengan sedotan dapat membantu menguatkan otot-otot mulut anak sehingga kemampuan berbicaranya menjadi semakin meningkat.
5. Konsultasi dengan dokter
Anda dapat membawa Si Kecil ke dokter spesialis anak atau psikolog anak untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
(CD)