
Shaping Modest Fashion Industry for Gen Z di bahas di Powerful Talks Abu Dhabi Modest Fashion Week 2025
Hari terakhir Abu Dhabi Modest Fashion week menghadirkan talks membahas banyak tema untuk mendorong industry modest fashion global. Berbagai topik dibahas dari bagaimana peran leaders di industry, insight pertumbuhan modest fashion dari sudut pandang buyers ,shaping generasi z sebagai generasi masa kini yang akan menjadi motor industry modest fashion, kekuatan story telling dalam industry modest fashion, style baru dari para influencer di new era modest fashion, dan ditutup dengan cara membangun bisnis dengan personal branding yang kuat.
CEO dari Scarf Media Indonesia, Temi Sumarlin menjadi satu satunya pembicara dari Indonesia yang mengisi talks di sana. Tema yang diusung adalah ‘ Fashion ahead : How Gen Z is Embracing Modesty” Temi banyak memaparkan bagaimana modest fashion di Indonesia berkembang dan Gen Z mengaplikasikannya diberbagai kanal media social. Yang menarik talkshow yang diisi oleh 3 orang lainnya yaitu Shatu Garko Miss Nigeria , Mira Daod entrepreneur dan influencer asal Dubai , dan Berna Tosun Fashion Model dan Influencer dan Jerman, dan di moderator oleh Samira Chmourk social media expertist dari Belanda masing-masing pembicara memaparkan definisi dan interpretasi dari modest fashion di negara masing-masing.

Rooful dan Scarf Media
Diskusi cukup mendalam bagaimana Gen Z harus bisa mengoptimalkan social media untuk bisa mendorong industri modest fashion, dan tantangan yang dihadapi dengan karakter Gen Z yang berbeda dari generasi sebelumnya. Indonesia sebagai pengguna social media terbesar ke 5 di dunia tentu saja banyak memberi dampak bagaimana bisa mengenalkan modesty lebih luas ke generasi saat ini. Definisi modest fashion dan interpretasi yang berbeda dari setiap negara, tentu menjadi PR untuk Indonesia sebagai negara mayoritas muslim untuk bisa merumuskan modest fashion di Indonesia. Menurut Temi, ada 2 pilar yang bisa menjadi value modest fashion Indonesia. Yang pertama adalah nilai keIslaman dan kedua adalah nilai Budaya dan tradisi. 2 hal ini menjadi pembeda modest fashion Indonesia dengan modest fashion di negara lain. Karena modest fashion bukan hanya dipandang sebagai komoditas, namun memiliki nilai lebih yang harus dikenalkan oleh Gen Z. Temi memberikan contoh dari pakaian yang dipakainya saat itu, di Indonesia Gen Z bisa mix and match pakaian modestnya dan terlihat menarik. Jaket yang dikenakan saat menjadi pembicara karya Eri Dani yang menggunakan Tenun Sobi untuk Cita Tenun Indonesia. Tenun Sobi Muna dibuat dengan teknik pakan mengambang, menghasilkan karakter visual unik dengan motif yang hanya tampak pada satu sisi kain, sementara sisi lainnya dibiarkan polos. Desainer Eridani menginterpretasikan ulang Tenun Sobi Muna melalui pendekatan desain kontemporer yang memadukan unsur feminin dan maskulin, yang dituangkan dalam koleksi bertajuk Mae Muna.

Rooful dan Scarf Media
Mengenalkan budaya lewat modest fashion tentu hal yang sangat penting agar Gen Z tetap mencintai budayanya namun tetap bisa berekspresi dengan modest fashion. Terakhir Temi mengajak Gen Z untuk lebih memaknai modesty bukan hanya lewat cara berpakaian namun juga cara bersikap dan berpikir. Salah satunya sikap empati yang mungkin banyak luntur saat ini. Dengan terus mendukung perjuangan Palestina adalah salah satu act of modesty, ucapnya. Sejalan dengan Wardah, brand beauty yang mendukung modest fashion journey ke Abu Dhabi, untuk terus mendukung perempuan untuk maju dan berdaya dengan keunikan masing-masing. ( Liputan Khusus ADMFW-TS)