
Napocut Ungkap Jurus Andalan Saat Penjualanan Tak Menentu
Afiliasi, iklan digital, dan kolaborasi jadi senjata utama brand modest fashion ini.
Dalam era di mana nilai budaya dan prinsip halal semakin menjadi sorotan, Scarf Media sukses mengadakan diskusi inspiratif bertajuk Business Talks “Cultural Economy: Moenizing Culture – Navigating the Cultural Economy for Halal Creative Industry”. Bertempat di Somerset Kencana Jakarta.
Acara ini dipandu oleh Egi Legian selaku moderator, dan menghadirkan tiga pembicara utama: Temi Sumarlin (Founder & CEO Scarf Media), Inggrid Kansil (Chief National Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia/IPEMI), dan Yudi Tukiaty (Cofounder Buzzohero). Ketiganya berbagi insight mengenai peluang ekspor produk halal ke sejumlah negara dengan potensi pasar yang besar, serta strategi komunikasi yang efektif untuk menjangkau konsumen global.
Selain itu, Business Talks ini juga menjadi forum diskusi terbuka antar pelaku usaha dari berbagai bidang, seperti makanan dan minuman hingga modest fashion, yang turut mengalami tantangan serupa, seperti penurunan penjualan pasca momentum besar seperti Ramadan dan Lebaran.

Dina Fadia, Chief Marketing Officer dari brand modest fashion NAPOCUT, turut membagikan pengalamannya dalam menghadapi dinamika pasar. Ia menjelaskan bahwa meskipun penjualan sempat menurun setelah Lebaran.
“Kalau NAPOCUT itu, kami pakai beberapa strategi supaya bisa tetap stabil. Mulai dari sistem seperti affiliate, pakai ADS, NAPOCUT juga pakai strategi kolaborasi diwaktu saat range nya lagi turun,” jelas Dina.

Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan pelaku usaha untuk menghadapi tantangan penjualan di era sekarang:
1. Affiliate Marketplace
Sistem afiliasi di platform marketplace bisa memperluas jangkauan promosi. Dengan melibatkan komunitas untuk membantu memasarkan produk, promosi terasa lebih organik dan dipercaya oleh calon konsumen.
2. Iklan Digital yang Relevan
Gunakan platform seperti Meta Ads atau TikTok Ads dengan strategi yang sesuai target. Tak hanya menampilkan iklan, penting juga menciptakan konten visual dan narasi yang relevan agar bisa menarik perhatian dan membangun koneksi emosional.
3. Kolaborasi sebagai Langkah Strategis
Ketika penjualan melambat, kolaborasi bisa menjadi cara untuk menciptakan energi baru. Kerja sama dengan brand lain, kreator konten, atau komunitas dapat membantu memperluas audiens dan meningkatkan awareness.
4. Konsistensi dalam Brand dan Komunikasi
Menjaga kualitas produk, ritme konten, dan gaya komunikasi yang khas sangat penting untuk membangun kepercayaan. Konsistensi menjadi fondasi bagi loyalitas konsumen.
5. Berikhtiar dengan Perencanaan
Dalam dunia usaha, ikhtiar perlu berjalan seiring strategi. Setelah menjalankan berbagai langkah, penting untuk tetap tenang dan percaya bahwa setiap proses membutuhkan waktu dan konsistensi untuk menghasilkan.
Diskusi ini membuktikan bahwa industri kreatif halal memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Dengan saling berbagi, belajar, dan memperkuat jejaring, para pelaku usaha dapat membangun masa depan bisnis yang lebih kokoh dan berkelanjutan.