
Membangun Rumah Tangga Bermakna, Saat Suami Menjadi Sumber Ridho Sang Istri
Bentuk keharmonisan dalam rumah tangga
Restu atau ridho suami bagi seorang istri memiliki arti yang sangat besar. Restu suami atas istri menunjukkan bakti dan khidmat sang istri terhadap suaminya dalam bentuk perilaku keseharian yang tentunya dalam batas-batas kewajaran dan proporsional. Dalam kehidupan rumah tangga, ridho suami bukan sekadar tanda persetujuan dalam hal-hal duniawi, melainkan juga menjadi simbol keharmonisan, kasih sayang, serta keberkahan dalam keluarga.
Allah Swt. berfirman dalam QS An-Nisa’: 34, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka…” (QS An-Nisa’: 34). Ayat ini menjelaskan bahwa suami memiliki tanggung jawab besar sebagai pemimpin, pelindung, sekaligus penopang kehidupan rumah tangga. Dengan peran itu, ridho suami menjadi bagian penting dari keseimbangan hubungan suami-istri yang dibangun atas dasar saling menghormati dan menghargai.
Secara makna, ridho suami berarti kerelaan dan keikhlasan hati seorang suami terhadap perilaku, ucapan, serta sikap istrinya. Ketika suami merasa ridho, artinya ia merasakan ketenangan, penghormatan, dan kasih sayang dari sang istri. Dalam pandangan Islam, ridho suami menjadi sebab turunnya keberkahan dan ketenteraman dalam rumah tangga. Dalam berbagai kajian di NU Online, ridho suami tidak dimaknai sebagai bentuk penundukan yang meniadakan hak-hak perempuan, melainkan sebagai wujud ta’awun (saling tolong-menolong) dan mahabbah (kasih sayang) yang mengokohkan ikatan sakral pernikahan.
Seorang istri perlu menggapai ridho suaminya karena hal tersebut bernilai ibadah dan menjadi bentuk ketaatan kepada Allah Swt. Nabi Muhammad saw. bersabda, “Apabila seorang istri melaksanakan salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, menjaga kehormatannya, dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: ‘Masuklah ke surga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki.’” (HR. Ahmad). Hadis ini menunjukkan bahwa ridho suami merupakan salah satu kunci bagi istri untuk memperoleh keridhaan Allah dan kebahagiaan akhirat. Selain itu, upaya untuk memperoleh ridho suami juga dapat menumbuhkan keharmonisan, memperkuat komunikasi emosional, dan menghadirkan keberkahan dalam kehidupan rumah tangga.
Namun demikian, ridho suami memiliki batasan yang jelas. Islam tidak membenarkan ketaatan seorang istri kepada suami dalam hal yang bertentangan dengan syariat. Ketaatan kepada suami tetap berada di bawah ketaatan kepada Allah. Jika suami memerintahkan sesuatu yang melanggar agama atau bersifat zalim, maka istri tidak berkewajiban untuk mematuhinya.
Pada akhirnya, ridho suami adalah simbol cinta, penghormatan, dan kesadaran spiritual dalam rumah tangga. Ia bukan bentuk ketundukan buta, melainkan wujud kesadaran seorang istri bahwa keridhaan suami menjadi jalan menuju keridhaan Allah. Dengan ridho yang tulus dan hubungan yang saling menghargai, rumah tangga akan dipenuhi keberkahan, ketenangan, serta kebahagiaan dunia dan akhirat.








