
Perayaan Hari Nasional Qatar di Tengah Keterbatasan
Pada tanggal 18 Desember lalu merupakan hari yang menandakan penyatuan Qatar tahun 1878 di bawah kepemimpinan Sheikh Jassim bin Mohammed Al Thani sebagai seorang pemimpin sejak 2007.
Mengutip Aljazeera, perayaan tersebut dilakukan dengan banyaknya keterbatasan mengingat masih adanya pandemi Covid-19 yang menerjang dan juga adaya pertengkaran diplomatik yang masih berlanjut dengan negara tetangga.
Di tengah segala keterbatasan, perayaan Hari Nasional Qatar diadakan dengan cara memperkecilnya menjadi tiga acara utama, yakni parade nasional Doha Corniche tahunan, pertunjukan udara seremonial oleh angkatan udara Qatar dan kembang api malam hari. Padahal sebelumnya acara tersebut berlangsung di berbagai kota di seluruh Qatar.
Selain itu, tak semua orang bisa menonton peryaan tersebut, hanya beberapa orang yang mendapat undangan khusus, yakni sebanyak 2.569 kursi, dimana sebagian besar adalah anggota keluarga petugas kesehatan, kata media lokal.
Para undangan yang akan menghadiri acara tersebut akan melakukan pemeriksaan suhu tubuh dan diwajibkan untuk selalu mengenakan masker dan patuh akan jaga jarak.
Bagi yang tidak mendapatkan undangan tersebut masih bisa menyaksikannya lewat acara televisi. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk mengurangi adanya penyebaran virus Covid-19.
Bicara soal virus Covid-19, di Qatar sendiri telah terdapat lebih dari 141.000 kasus penduduk yang terinfeksi, 240 lainnya telah mengalami kematian.
Ini adalah tahun ketiga Qatar merayakan Hari Nasionalnya di tengah blokade yang diberlakukan oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir. Pada Juni 2017, kuartet tersebut memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha dan memberlakukan blokade darat, laut dan udara di negara Teluk tersebut, menuduhnya “mendukung terorisme” dan memiliki hubungan dengan Iran yang dianggap terlalu dekat.
(AA)