Pentingnya First Aid dalam Menangani Luka

Sering kali, banyak orang salah dalam mengartikan luka. Kelainan kulit seperti kemerahan, kulit kering, dan lain sebagainya terkadang dianggap sebagai luka. Luka terjadi saat struktur kulit mengalami diskontinuitas atau kesinambungan yang menyebabkan jaringan di bawah kulit terpapar oleh dunia luar.

Faktanya, 70% lebih orang di Indonesia mengalami luka saat berkegiatan sehari-hari. Dengan rincian yang terdiri dari 42% terluka saat di perjalanan, 36% saat di rumah, dan 5% saat di sekolah untuk anak-anak.

Meskipun begitu, banyak yang masih menganggap luka adalah hal yang remeh dan menanganinya dengan asal-asalan. Padahal, dengan proses penanganan yang tidak tepat dapat membuat luka menjadi lebih parah dan terkomplikasi, yang menyebabkan proses penyembuhan menjadi lambat.

Dalam rangka Hari First Aid, Hansaplast mengadakan First Aid Day Live Talk dengan tema Pertolongan Pertama Pada Luka Ala Keluarga Siaga sebagai edukasi penanganan luka secara benar. Acara yang dilaksanakan pada (11/9) ini juga dihadiri oleh Tasya Kamila selaku Influencer Mom dan dr. Adisaputra Ramadhinara, MSc, CWSP.FACCWS selaku Dokter Spesialis Luka.

Baca juga  Haruskah Memakan Pisang Setelah Berolahraga?

Menurut dr. Adisaputra Ramadhinara, MSc, CWSP.FACCWS, hal yang perlu diperbaiki dari banyaknya kekeliruan tentang penanganan luka di masyarakat adalah dengan memperbaiki mindset dan habbitnya.

“Pentingnya menurut saya mengubah mindset tentang luka, jangan lagi luka dianggap hal gak penting. Kalo mindset-nya sudah dirubah, habbit-nya juga pasti akan berubah, caranya pasti akan beda kalo kita menganggap luka ini hal yang penting. Setelah mindset dan habbitnya berubah, mulai deh dipraktekkan kalo kita mengalami luka bagaimana seharusnya dikerjakan dan sedia payung sebelum hujan, jadi first aid itu penting,” ujar dokter Adi.

Proses penanganan luka yang tepat adalah pertama membersihkan luka dengan cairan antiseptik yang saat ini sesuai dengan standar medis di dunia luka adalah yang mengandung PHMB (Polyhexamethylene Biguanide), tidak berwarna, dan tidak berbau sehingga aman untuk kulit.

image: hansaplast.id

Salah satu produk cairan antiseptik di Indonesia yang mengandung PHMB adalah Hansaplast Spray Antiseptik. Produk yang sudah ada sejak tahun 2018 ini, mengandung PHMB di dalamnya sehingga membuat proses membersihkan luka menjadi tidak perih.

Baca juga  Bahaya Detergen dalam Pasta Gigi

Setelah dibersihkan, luka dapat diberikan ointment untuk merawatnya seperti salep luka agar luka tetap lembab dan tidak mengering. Karena, luka yang kering akan memperlambat proses penyembuhan. Kemudian luka dapat ditutup dengan plester untuk mencegah bakteri masuk. Hal ini harus terus diulang dua kali sehari setiap harinya.

image: hansaplast.id

Dalam hal ini, Hansaplast juga memiliki produk Hansaplast Salep Luka yang dapat membantu proses penyembuhan luka hingga 2 kali lebih cepat, dan mengurangi resiko luka membekas. Serta Hansaplast Plester yang memiliki berbagai macam motif mulai dari untuk anak-anak hingga orang dewasa.

image: hansaplast.id

Dengan merawat luka secara tepat, dapat mempercepat proses penyembuhan luka dan mengurangi resiko luka terkomplikasi. Selain itu, menyiapkan first aid di rumah seperti spray antiseptik, salep luka, dan pleseter menjadi hal yang penting sebagai persiapan saat terjadinya luka. (AN)

Translate »