Paskibra Santri Syar’i Bawa Nuansa Baru di HUT RI ke-80

Momen sakral kemerdekaan tampil penuh khidmat dengan perpaduan religiusitas dan kebangsaan.

Upacara kemerdekaan selalu jadi momen sakral bagi bangsa Indonesia. Tapi ada yang berbeda pada peringatan HUT RI ke-80 di Pesantren Idrisiyyah, Tasikmalaya. Barisan pasukan pengibar bendera (Paskibra) dari santri Idrisiyyah tampil mencuri perhatian dengan seragam syar’i lengkap, hijab panjang yang anggun, namun tetap tegap dan disiplin menjalankan tugasnya.

Suasana hening menyelimuti lapangan ketika Sang Merah Putih mulai dikibarkan. Ribuan santri yang hadir serentak berdiri dengan penuh khidmat. Di balik pakaian yang tertutup rapi, para santri perempuan itu menampilkan performa yang begitu gagah, membuktikan bahwa syariat tidak pernah membatasi semangat nasionalisme.

Image: Instagram/ @muslimvox

Momen ini kemudian viral di media sosial. Video pendek upacara tersebut beredar luas dan menuai komentar positif dari netizen. Banyak yang merasa terharu sekaligus bangga, melihat hijab syar’i tidak menjadi penghalang untuk tampil disiplin, kompak, dan penuh semangat.

Baca juga  Negara Bebas Masker Setelah Covid 19

Salah satu komentar yang ramai disorot berbunyi: “Islam tidak mempersulit, tapi melindungi perempuan.” Kalimat singkat ini mendapat banyak dukungan karena dianggap mewakili makna dari momen tersebut. Bahwa aturan berpakaian dalam Islam sejatinya bukanlah batasan, melainkan perlindungan dan bentuk penghormatan.

Netizen lain pun menuliskan komentar penuh rasa haru, “Terima kasih pemerintah mengizinkan anak-anak kami muslimah menjaga untuk menutup tubuhnya dengan sempurna.” Komentar serupa membanjiri lini masa, memperlihatkan bahwa publik begitu mengapresiasi harmoni antara religiusitas dan nasionalisme.

Bagi para santri, kesempatan menjadi bagian dari Paskibra bukan sekadar menjalankan rutinitas upacara, tapi juga bentuk pengabdian. Mereka membuktikan bahwa mengenakan hijab panjang tidak mengurangi sedikit pun rasa cinta pada Indonesia. Bahkan, justru menambah kebanggaan karena bisa tampil dengan identitas yang utuh.

Image: Instagram/ @muslimvox

Fenomena ini sekaligus menjadi jawaban atas stereotip yang masih sering muncul, seolah hijab atau busana syar’i dianggap membatasi ruang gerak perempuan. Paskibra Idrisiyyah menunjukkan sebalikny mereka bisa tetap bergerak lincah, disiplin, dan berdiri gagah di barisan, tanpa harus menanggalkan prinsip dan keyakinan.

Baca juga  Kabar Gembira! LRT Jabodebek Beroperasi 12 Juli

Upacara kemerdekaan di Pesantren Idrisiyyah tahun ini pun terasa begitu spesial. Di tengah suasana religius pesantren, merah putih tetap berkibar megah, diiringi takbir dan doa para santri. Perpaduan antara semangat kebangsaan dan nilai keislaman itu seolah menghadirkan pesan kuat: bahwa cinta negeri dan iman bisa berjalan berdampingan tanpa harus dipertentangkan.

Momen ini bukan hanya sekadar viral sesaat, tapi juga menginspirasi. Bahwa dalam setiap helai kain merah putih, ada doa, ada keyakinan, dan ada pengabdian tulus dari anak bangsa apapun cara mereka berpakaian.

Translate »