
Naegleria fowleri, Amoeba Pemakan Otak Tewaskan Pria di Korea Selatan
Amoeba pemakan otak menewaskan seorang pria di Korea Selatan.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) baru saja menerima laporan pasien pertama akibat infeksi amoeba Naegleria Fowleri, atau yang biasa disebut ‘amoeba pemakan otak’. Kasus ini dikonfirmasi terdapat pria warga Korea berusia 50 tahun dan telah meninggal dunia imbas infeksi amoeba tersebut. Kasus kemtian ini menjadi kasus amoeba pertama di Korea Selatan tersebut.
Dilansir dari Mashable SEA, laporan dari KDCA mengungkapkan sebelumnya pasien tersebut yang berjenis kelamin pria sempat tinggal di Thailand selama empat bulan. Pada tanggal 10 Desember ia kembali ke Korea Selatan. Namun, setelah sehari kemudian pasien tersebut dibawa ke ruang gawat darurat setelah mulai menderita sakit kepala, muntah, kaku di leher, dan berbicara cadel. pria ini meninggal pada 21 Desember 2022 ditemukan memiliki gejala meningitis yang disebabkan oleh mikroorganisme yang dikenal sebagai Naglaeria fowleri.
Naegleria adalah amoeba mikroorganisme bersel tunggal. Disebut Naegleria fowleria karena dapat menginfeksi manusia, menurut Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) di Amerika Serikat. Amoeba ini pertama kali diidentifiaksi di Australia pada tahun 1965 dan umumnya ditemukan di perairan air tawar yang hangat seperti mata air panas, sungai, dan danau.
Infeksi Naegleria fowleri biasanya terjadi saat menyusup ke tubuh melalui hidung, biasanya saat seseorang mencelupkan kepalanya ke dalam air, atau bahkan saat membilas lubang hidungnya dengan air tawar. Begitu masuk, amoeba kemudian bergerak ke atas menuju otak, di mana ia menyebabkan kerusakan seperti erosi jaringan otak, pembengkakan, kejang, koma, dan kematian. Gejala tersebut disebut sebagai primary amoebic meningoencephalitis (PAM).
Profesional medis mengatakan bahwa gejala PAM biasanya muncul dalam satu hingga 12 hari setelah infeksi, tetapi karena seberapa cepat perkembangannya, metode pengobatan yang efektif masih belum ditemukan. Meskipun jarang, kasus PAM sangat fatal, dengan sekitar 97 persen kasus berujung kematian.