Gus Sholeh Tutup Usia

KH Salahuddin Wahid atau biasa disapa Gus Sholah, meninggal dunia pada Minggu (2/2/2020) malam. Dirinya merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Beliau tutup usia pada usia 77 tahun dan meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.

Dari informasi yang dihimpun dari akun Twitter Irfan As’ari Sudirman Wahid atau Ipang Wahid @ipangwahid yang merupakan anak Gus Sholah mengabarkan ayahnya wafat pada pukul 20.55 WIB.

Gus Sholah baru saja wafat, pada pukul 20:55. Mohon dimaafkan seluruh kesalahan. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu,” demikian kicau akun Twitter Ipang Wahid.

Ipang sebelumnya mengabarkan bahwa ayahnya kritis, setelah sebelumnya dirawat di RS Harapan Kita. Dan pada 2018 sempat dirawat di RSUD Jombang, Jawa Timur karena penyakit lambung.

Ia kemudian dirujuk ke RSCM Jakarta. Pada awal 2020 ia dirawat di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta.

Baca juga  Aturan Satgas COVID-19 Selama Bulan Ramadan, Bukber hingga SOTR Dibolehkan

 

Ini perjalanan dan profil Salahuddin Wahid

Gus Solah lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 11 September 1942. Ia merupakan adik kandung Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Gus Sholah meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Selama ini, Salahuddin Wahid dikenal sebagai pengasuh di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Riwayat pendidikan

Gus Sholah menempuh bangku pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Arsitektur. Ia juga memiliki rekam jejak panjang di organisasi. Perjalanan Gus Sholah di organisasi di antaranya yakni PMII Komisariat ITB (1964-1966), Sekretaris Jenderal DPP Inkindo (1991-1994), dan Ketua Departemen Konsultansi Manajemen Kadin (1994-1998).

Selain itu, ia juga pernah mendirikan Ikatan Konsultan Manajemen Indonesia (1995) dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Umat (PKU) (1998-Oktober 1999).

Baca juga  Fore Coffee Gandeng Amanda Rawles Luncurkan Varian Kopi Edisi Ramadan

Gus Sholah juga pernah menjadi Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu PKU (1999), pendiri Yayasan Baitussalam (1982), dan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baitussalam (1982-1985, 1988-1991).

Selanjutnya, ia menjadi anggota Badan Pengawas Yayasan Baitussalam (1991-1994), pendiri Yayasan Wahid Hasyim (1985), dan Sekretaris Badan Pendiri Yayasan Wahid Hasyim (1999).

Jabatan sebagai Ketua PBNU juga pernah ia jabat pada tahun 1999-2004, Ketua Badan Pendiri Yayasan Forum Indonesia Satu (sejak 2000), serta Ketua ICMI tahun 2001-2003.

Ia juga pernah menjadi Wakil Ketua II Komnas HAM pada 2002-2007.

Pada 2004, ketika sistem pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara langsung, Gus Sholah dipinang Golkar untuk maju sebagai cawapres berpasangan dengan Wiranto. (YA)

Translate »