
Benarkah Multitasking Itu Mitos?
Multitasking terkesan seperti menyelesaikan beberapa tugas atau kegiatan dalam waktu bersamaan dengan metode berganti-gantian antar kegiatan yang satu dengan yang lainnya.
Melansir dari Verywellmind.com, penelitian menyebutkan bahwa otak manusia tidak sebaik yang dipikirkan dalam menangani banyak tugas. Beberapa peneliti juga menyarankan multitasking tidak dilakukan karena dapat mengurangi produktivitas hingga 40%.
Hal tersebut tentu tidak dapat membuat pekerjaan menjadi lebih cepat selesai. Multitasking membuat fokus teralihkan dengan cepat karena harus berganti ke pekerjaan lain yang diselingkan. Mengalihkan perhatian dan fokus tentu akan menyulitkan Anda sehingga menyebabkan hambatan mental yang dapat memperlambat pekerjaan.
Sebelum lanjut ke pembahasan mengenai multitasking itu mitos, mari kita ketahui terlebih dahulu apa arti dari multitasking.

Apa itu multitasking?
Multitasking dapat diartikan mengerjakan dua atau lebih tugas secara bersamaan dengan metode beralih bolak-balik dari satu hal ke hal lainnya atau melakukannya secara berurutan, seperti yang dilansir dari Verywellmind.com.
Multitasking juga dinilai buruk untuk otak karena akan sulit memilah informasi yang relevan dari detail yang tidak relevan, sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada Universitas Stanford dengan peneliti Clifford Nass. Para multitasker dengan tugas yang berat juga memiliki kesulitan yang lebih besar ketika harus beralih dari satu tugas ke tugas yang lainnya.
Mereka juga jauh lebih tidak terorganisir secara mentalnya, tentu hal tersebut menyebabkan dampak yang besar untuk otak. Selain itu, otak para multitasker kronis ini juga akan kurang efektif dan efisien dalam melakukan tugas-tugasnya. Oleh sebab itu, Nass menyarankan untuk tidak melakukan banyak tugas dalam waktu yang bersamaan.
Nass juga menyebutkan dalam wawancara NPR pada tahun 2009, “Ketika kami tidak meminta mereka untuk melakukan sesuatu yang mendekati tingkat multitasking yang mereka lakukan, proses kognitif mereka terganggu. Jadi pada dasarnya, mereka lebih buruk di sebagian besar jenis pemikiran,” perkataan peneliti Nass ini harus dipikirkan untuk para multitasker.

Tidak hanya pekerjaan yang berat, membaca buku dan mendengarkan musik pun dapat membuat otak tidak benar-benar melakukan tugas secara bersamaan, seperti dilansir dari Psychologytoday.com. Pada faktanya, kita hanya berpindah tugas dengan cepat tanpa melakukannya secara bersamaan.
Proses pengerjaan itu membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga tidak efisien dan dapat membuat lebih banyak kesalahan, serta menguras energi. Jika tidak percaya, coba ikuti tes kecil berikut ini yang disampaikan oleh Proyek Potensi yaitu sebuah kelompok yang berbasis di Denmark:
Gambarlah dua garis horizontal di selembar kertas.
Sekarang, mintalah seseorang mengatur timer saat Anda melakukan dua tugas berikut:
Di baris pertama, tulis:
Saya multitasker yang hebat
Saya multitasker yang hebat
Pada baris kedua, tuliskan angka 1-20 secara berurutan, seperti di bawah ini:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan ke dua tugas tersebut? Biasanya sekitar 20 detik.
Sekarang bandingkan dengan melakukan ke duanya dalam bersamaan, seperti berikut ini:
Gambarlah dua garis horizontal kembali di atas selembar kertas. Lalu, mintalah kembali seseorang untuk mengatur timer saat Anda mengerjakan ke dua tugas ini. Tulis kalimat secara huruf per huruf dengan bergantian menulis angka secara satu per satu. Dengan kata lain seperti berikut ini:
S a y a…
S a y a…
1 2 3 4…
1 2 3 4…
Coba bandingkan waktu manakah yang lebih lama ketika Anda melakukan ke dua tugas tersebut. Jika Anda dapat melakukannya dengan cepat berarti Anda mampu menjadi multitasker atau terbiasa dengan hal itu. Namun, jika lebih lama lebih baik tetap kerjakan secara satu persatu agar dapat lebih fokus.
Ada baiknya dipikirkan kembali mengenai multitasking pada setiap pekerjaan karena menyelesaikan tugas satu per satu akan dapat menguras sedikit energi dan membuat kesehatan otak lebih terjaga. Selain itu mengerjakan tugas secara satu per satu akan lebih menyenangkan dalam prosesnya. Rasa senang pasti akan membuat Scarf Lover nyaman bukan mengerjakannya?
(GF)