Sakinah merupakan konsep yang mendalam dalam ajaran keislaman yang menandakan kedamaian, kenyamanan, serta kerelaan dalam hubungan, terutama dalam keluarga. Konsep ini menggambarkan tujuan dari hubungan keluarga yang harmonis dan penuh kebahagiaan.
Dilansir dari NU Online, Muhammad Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat (2000) menjelaskan bahwa sakinah terambil dari akar kata sakana yang berarti diam atau tenangnya sesuatu setelah bergejolak.
Sakinah dalam keluarga mengimplikasikan kesepakatan, saling pengertian, dan penerimaan atas perbedaan. Ini tidak hanya mencakup hubungan antara suami-istri, tetapi juga seluruh anggota keluarga. Keluarga yang mempraktikkan sakinah menghargai keberagaman pendapat, karakter, dan kebutuhan masing-masing anggota keluarga.
Aspek penting dari sakinah adalah komunikasi yang baik. Ini bukan hanya sekadar saling bicara, melainkan mendengarkan dengan penuh perhatian, berbicara dengan lemah lembut, dan berusaha memahami perspektif anggota keluarga lainnya. Komunikasi yang terbuka dan jujur menjadi pondasi bagi terciptanya suasana yang penuh dengan kedamaian.
Sakinah juga melibatkan keterlibatan aktif dalam kehidupan anggota keluarga. Meluangkan waktu bersama, memberikan dukungan dalam kegiatan masing-masing, serta menunjukkan empati saat ada masalah adalah bagian dari upaya membangun suasana yang damai dan harmonis.
Sakinah mengajarkan pentingnya kesabaran dan kompromi. Ketika ada konflik, kesediaan untuk bersabar dan mencari solusi bersama menjadi kunci untuk menjaga keharmonisan keluarga. Menerima perbedaan pendapat, mencari titik tengah, dan mengorbankan kepentingan pribadi demi kebaikan bersama adalah aspek penting dari sakinah.
Mengerti makna sakinah dalam keluarga bukan hanya tentang menciptakan lingkungan yang damai, tetapi juga tentang menciptakan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan dan kebahagiaan bersama. Ini merupakan prinsip yang dapat diterapkan untuk menjaga hubungan yang erat dan bermakna dalam keluarga.
