Mengenal Nazma Khan, Sosok Di Balik Hari Hijab Sedunia

Imigran asal Bangladesh

Tepat hari ini, 1 Februari 2023 menandai 10 tahun Hari Hijab Sedunia atau World Hijab Day (WHD) sebagai pengakuan atas jutaan wanita Muslim yang memilih untuk mengenakan hijab dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

  1. Mengawali gerakan pada 1 Februari 2013

World Hijab Day diprakarsai oleh Nazma Khan, seorang aktivis sosial yang tinggal di New York. Pada 1 Februari 2013, ia mencetuskan gagasan sebagai sarana untuk mendorong kebebasan pribadi dalam berekspresi agama dan pemahaman budaya.

Nazma mengajak perempuan dari berbagai lapisan masyarakat untuk merasakan hijab selama satu hari di bulan Februari. 

Dirinya berharap upaya ini dapat menangkal beberapa kontroversi seputar mengapa wanita Muslim memilih untuk mengenakan jilbab.

2. Imigran asal Bangladesh

Pada usia sebelas tahun, Nazma menjadi satu-satunya perempuan berhijab di bangku sekolah menengah. Ia mengingat pengalamannya sebagai pengalaman yang sulit.

Image: World Hijab Day (Twitter)

3. Mengalami banyak diskriminasi saat mengenakan hijab

“Tumbuh di Bronx, New York City, saya mengalami banyak diskriminasi karena hijab saya. Di sekolah menengah, saya adalah ‘Batman’ atau ‘ninja’. Ketika saya masuk Universitas setelah 9/11, saya dipanggil Osama bin laden atau teroris. Itu mengerikan. Saya pikir satu-satunya cara untuk mengakhiri diskriminasi adalah jika kita meminta saudara perempuan kita untuk merasakan hijab sendiri,” jelasnya dalam youtube TEDxOcala.

4. Didukung oleh politisi, selebritas dan berbagai media internasional

Lebih dari 150 negara mengambil bagian dalam Hari Hijab Sedunia setiap tahunnya. World Hijab Day memiliki banyak sukarelawan dan duta besar di seluruh dunia untuk mengadakan acara World Hijab Day guna meningkatkan kesadaran tentang hijab. 

Selain itu, World Hijab Day telah didukung oleh banyak individu terkenal di dunia termasuk para sarjana, politisi, dan selebritas di seluruh dunia. World Hijab Day telah diliput di media berita arus utama termasuk TIME, BBC, CNN, Al-Jazeera dan Huffington Post, dll.

5. Banyak negara yang turut memperingati Hari Hijab Sedunia

Ada banyak tonggak sejarah sejak dimulainya Hari Hijab Sedunia. Salah satunya adalah pengakuan hari itu oleh Negara Bagian New York sejak 2017. Pada tahun yang sama, House of Commons of the U.K. menyelenggarakan acara yang menandai hari tersebut, yang juga dihadiri oleh Perdana Menteri Theresa May. Acara ini diselenggarakan oleh Tasmina Ahmed-Sheikh, SNP MP untuk Ochil dan South Perthsire. SNP MP Tasmina menulis di THE TIMES:

Menyadur dari worldhijabday.com, pada tahun 2018, Parlemen Skotlandia juga mengadakan pameran selama tiga hari untuk memperingati hari tersebut. Banyak politisi termasuk Nicola Sturgeon-Menteri Pertama Skotlandia, menunjukkan dukungan untuk Hari Hijab Sedunia. 

Selain itu, Dewan Perwakilan Rakyat Filipina menyetujui pembacaan kedua RUU yang berusaha untuk mendeklarasikan hari pertama Februari setiap tahun sebagai Hari Jilbab Nasional di Filipina.

6. Menangkal isu islamfobia

Pada tahun 2018, Organisasi Hari Hijab Sedunia menjadi organisasi nirlaba. Misi organisasi ini adalah membongkar kefanatikan, diskriminasi dan prasangka terhadap perempuan Muslim melalui penyadaran, pendidikan dan pemberdayaan.

Pada tahun 2021, Nazma Khan mendirikan Bulan Sejarah Muslim Internasional untuk membongkar Islamofobia secara global dengan menghormati dan merayakan kontribusi pria dan wanita Muslim kepada dunia sepanjang sejarah. 

Senat Negara Bagian New York mengadopsi Mei 2021 sebagai Bulan Sejarah Muslim untuk Negara Bagian New York dalam resolusi Senat no. J718.

Pada tanggal 1 Februari 2022, Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, membantu merayakan Hari Hijab Sedunia ke-10 dan memperkuat misinya. Selain itu, pada tahun 2022, Nazma Khan terpilih sebagai pembicara tamu pada KTT Wanita dan Keadilan Internasional kelima di Turki di mana dia membawa kesadaran akan diskriminasi yang dihadapi oleh wanita Muslim yang mengenakan jilbab di depan umum dan pasar tenaga kerja. 

Nazma termasuk di antara banyak pembicara dan tamu terhormat termasuk Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan.

Translate »