Mengenal Subak Jatiluwih Sebagai Warisan Budaya Bali

Subak merupakan sebuah organisasi yang dimiliki oleh masyarakat petani di Bali yang khusus mengatur tentang manajemen atau sistem pengairan dan irigasi sawah secara tradisional. Keberadaan Subak merupakan manifestasi dari filosofi Tri Hita Karana yang artinya tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan khususnya dalam menjaga keseimbangan hidup antara manusia, lingkungan alam, dan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Kata ‘Subak’ berasal dari Bahasa Bali yang mengacu kepada sebuah lembaga sosial dan keagamaan yang unik, memiliki pengaturan tersendiri, asosiasi-asosiasi yang demokratis dari petani dalam menetapkan penggunaan air irigasi untuk pertumbuhan padi.

Baca juga  Disney+ Hotstar Menayangkan Film Peraih Penghargaan untuk Sambut Hari Film Nasional

Bagi masyarakat Bali, Subak tidak hanya sekedar sistem irigasi. Namun, juga merupakan konsep kehidupan bagi rakyat Bali itu sendiri dan gambaran langsung dari filosofi Tri Hita Karana tersebut.

Refleksi Subak melalui pengaturan pembagian air yang teratur dan seimbang, yaitu menjaga ekosistem melalui organisasi subak dan persembahan rasa syukur pada Sang Pencipta.

Subak berada di beberapa daerah di Bali, salah satunya Subak Jatiluwih yang berlokasi di Kabupaten Tabanan, sekitar 61 KM dari Jimbaran.

Baca juga  12 Produk Skincare Lokal yang Berkonsep Organik

Subak Jatiluwih memiliki tiga subsistem yang memiliki hubungan timbal balik dan hubungan keseimbangan dengan lingkungannya yaitu subsistem budidaya (pola pikir, norma dan nilai), subsistem sosial (ekonomi), dan subsistem kebendaan (mencakup teknologi).

Adapun pengelolaann Subak Jatiluwih menggunakan sistem pertanian berkelanjutan secara holistik seperti pembagian air secara adil dan merata untuk antisipasi kekeringan dan perubahan iklim yang susah diprediksi.

Translate »