4 Cara Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Tepat hari ini 12 Rabiul Awal 1444 Hijriyah diperingati sebagai kelahiran Nabi Muhammad SAW atau yang dikenal luas sebagai Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Bulan Rabiul Awal selalu menjadi momentum penting bagi umat Islam untuk mensyukuri kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

Sejalan dengan itu, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tertuang dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: 

“Katakanlah Muhammad, dengan anugerah Allah dan rahmat-Nya maka hanya dengan itu berbahagialah orang-orang yang beriman. Hal itu (anugerah dan rahmat-Nya) lebih baik daripada harta dunia yang mereka kumpulkan.” (QS Yunus: 58)

Demikian pentingnya merasa bergembira menyambut kelahiran Rasulullah saw sehingga Imam Imam al-Suyuthy (849-910 H/ 1445-1505 M) dalam Husnul Maqshad fi Amalil Maulid yang dikutip oleh NU Online, memberikan petunjuk cara merayakan Maulid Nabi yang benar:

Baca juga  Pesan Allah SWT Terhadap Generasi Muda

“Bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad yang mulia”. (Al-Hawy Lil Fatawa, Juz I, h. 189-197 )  

Baca juga  Kandungan yang Terdapat Dalam Surah Ar-Rahman
Image : Freepik

Untuk itu sebagai umat Islam, alangkah baiknya menerapkan 4 cara Maulid Nabi Muhammad SAW menurut al-Hafidh Ibnu Hajar al-‘Asqalani. 

Merujuk penjelasan al-Hafidh Ibnu Hajar al-‘Asqalani yang dikutip oleh Imam as-Suyuthi dalam kitab al-Hawi lil Fatawi, memperingati maulid Nabi dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai ekspresi kebahagiaan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, antara lain:

  1. Membaca Al-Qur’an
  2. Memberi makan orang
  3. Bersedekah
  4. Mengungkapkan berbagai pujian kepada Nabi (shalawat) —seperti dengan membaca Maulid al-Barzanji, Maulid Diba’, Simtuth Durar, Dhiyâul Lami’ dan semisalnya—yang dapat mendorong hati untuk lebih giat melakukan amal kebaikan sebagai bekal di kehidupan akhirat kelak. 
Translate »