Bagaimana Pandangan Childfree Dimata Psikolog?

Scarflover, istilah childfree menjadi trending topic di berbagai media sosial saat ini. Childfree ini terjadi karena salah satu Youtuber Indonesia membahas topik tersebut. Melansir dari Republika.co.id  childfree ialah keputusan yang diambil seseorang tidak memiliki anak setelah mereka menikah. Jadi, mereka tidak berusaha untuk hamil secara alami ataupun berencana mengadopsi anak. Jadi, mereka tidak berusaha untuk hamil secara alami ataupun berencana mengadopsi anak. Jika Anda kaget dengan istilah childfree, istilah childfree sudah lama muncul sejak akhir tahun 2000-an.

Bahkan di negara-negara maju pilihan hidup ini semakin populer. Topik childfree ini pun menuai pro dan kontra. Ada beberapa yang menganggap keputusan tersebut sebagai sesuatu yang salah. Namun, ada pula yang mendukung, apalagi jika keputusan ini telah menjadi kesepakatan bersama pasangan. Melansir dari CNN Indonesia  psikolog anak dan remaja, Gisella Tani Pratiwi mengungkapkan wajar jika hal itu masih belum bisa diterima sepenuhnya oleh masyarakat di Indonesia.

Baca juga  Manfaat Makan Bersama Keluarga
image: unsplash

Menurutnya, hal ini berpatokan pada pandangan agama dan norma sosial yang masih menganggap memiliki anak adalah sesuatu yang pakem dari pasangan suami istri. Gisella pun mengatakan bahkan tak sedikit yang juga mengaitkan punya atau tidak punya anak dengan image atau citra diri seseorang. Baik atau buruknya seseorang dinilai dari punya atau tidak punya anak.

Bukan hanya mengenai citra diri, Gisella pun menyadari ada perbedaan pandangan atau penilaian yang diberikan masyarakat ketika keinginan atau keputusan untuk tidak memiliki anak ini diutarakan oleh perempuan dan laki-laki. Saat perempuan yang mengutarakan tentang keputusan childfree akan lebih rentan untuk mendapat stigma negatif.

Baca juga  Tips Mempererat Bonding Anak dan Orangtua Menurut Islam

Stigma muncul karena dalam diri masyarakat memang ada harapan dan stereotip bahwa perempuan akan mengandung dan menjadi ibu. Oleh sebab itu, ketika ada yang memiliki keputusan berbeda akan dianggap berbeda bahkan dicemooh. Jika  laki-laki yang mengutarakan mengenai childfree, kemungkinan masyarakat menganggapnya sebagai pihak yang tidak peduli akan isu memiliki anak atau tidak. Pada akhirnya saat isu ini diutarakan dari sosok laki-laki, bahwa keputusan memiliki anak akan ditentukan dengan mendiskusikan dengan pasangannya justru dianggap sikap yang baik.

 

(SL)

Translate »