Populasi autism spectrum disorder (ASD) memiliki beban unik selama pandemi. Christopher Banks, Presiden American Autism Association, mengatakan: “COVID-19 telah menghancurkan komunitas autis, serta komunitas cacat intelektual dan perkembangan yang lebih besar. Kami telah melihat gangguan layanan dan sistem pendidikan tidak dapat menyediakan layanan. Terisolasi , kematian yang lebih tinggi”. Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan yang terkait dengan tantangan sosial, komunikasi, dan perilaku.
Melansir dari NEJM Catalyst: Innovations in Care Delivery pada 21 Maret 2021 “Orang dengan disabilitas perkembangan seperti autisme tiga kali lebih mungkin meninggal setelah didiagnosis COVID-19 daripada yang lain”.
Apakah vaksin COVID-19 aman untuk penyandang autisme?
Vaksin tersebut sama amannya untuk orang dengan ASD dan juga untuk orang lain. Para penyandang disabilitas, termasuk autisme, diikut sertakan dalam uji klinis vaksin. Uji klinis tersebut menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan efektif untuk semua orang, Menurut lembar fakta yang diterbikan oleh Autism Speaks.
Orang yang tidak boleh mendapatkan vaksin mRNA (Pfizer atau Moderna) termasuk orang yang mengalami reaksi alergi parah terhadap komponen vaksin (seperti polietilen) cukup parah untuk dirawat di rumah sakit atau dirawat dengan epinefrin atau EpiPen, Menurut CDC.
Vaksin COVID-19 apa yang tersedia untuk penyandang autisme?
Menurut CDC vaksin COVID-19 untuk penyandang autisme terdapat dua vaksin diantaranya : :
- Vaksin Pfizer-BioNTech, untuk usia 12 tahun ke atas, diberikan dalam rejimen dua suntikan yang diberikan dalam waktu tiga minggu.
- Vaksin Moderna, untuk usia 18 tahun ke atas, itu diberikan dalam rejimen dua suntikan yang diberikan dengan selang waktu empat minggu.
(DT)
