WNI di Austria Semarakkan Ramadan dengan Kajian Daring Bersama

WNI yang menetap di Austria, khususnya umat Muslim, juga turut antusias menyambut bulan penuh berkah Ramadan. Meskipun tinggal sebagai agama minoritas tak membuat mereka patah semangat berpuasa. Justru mereka memanfaatkan momentum ini sebagai mengisi waktu dengan kegiatan positif melalui kajian daring bertemakan “Menyikapi Islamophobia di Negara Barat.”

Berdasarkan informasi yang diterima dari KBRI Wina Selasa, (20/04/2021). Kajian ini dihadiri oleh narasumber seorang  intelektual muslim, Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation di New York, Amerika Serikat yang telah lama berkecimpung dalam dunia interfaith dialogue dalam lingkup internasional.

“Fenomena Islamophobia di dunia Barat merupakan cerminan ketidakpahaman masyarakat Eropa terhadap citra Islam yang sebenarnya.. Perlu upaya serius untuk mengubah citra Islam yang negatif menjadi Islam yang damai, sejuk, teduh, dan memberikan rahmat bagi alam semesta,” tegas Duta Besar/Wakil Tetap RI di Wina, armansjah Djumala dalam sambutan pembukaannya pada Minggu (18/04/2021). 

Baca juga  Menparekraf Gandeng BI Diskusi Sistem Pembayaran Digital QRIS
Image: kemlu.go.id

Sebanyak 267 peserta dari Austria dan kawasan sekitarnya ikut berpartisipasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Wapena berkolaborasi dalam Forum Muslim Indonesia di Jerman, Austria, Swiss, dan Denmark sebagai rangkaian kegiatan daring selama bulan Ramadhan 1442 H bertajuk “Semarak Ramadhan di Austria”. Rangkaian kegiatan antara lain menampilkan narasumber dan pakar ternama dari Indonesia di antaranya adalah KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Ust. Syahroni, dan Ust. Salim A. Fillah. 

Imam Shamsi Ali menggarisbawahi pentingnya memastikan bahwa bulan Ramadhan tidak menjadikan kita beranggapan telah menjadi “orang terbaik” dan kemudian menempatkan amal ibadah tidak pada tempat dan porsinya. Sebaliknya kita harus meniru karakter nabi Ibrahim AS, yang telah diperintahkan Allah untuk membangun Ka’bah, namun senantiasa rendah hati dan berserah diri kepada Allah SWT. 

Baca juga  Rekomendasi Alat Pijat untuk Tubuh yang Lelah Kala WFH

Terkait dengan isu Islamophobia di dunia Barat, Imam Shamsi bercerita tentang pengalaman berat yang dihadapi umat Muslim di Amerika Serikat (AS) pada masa insiden serangan 9 September 2001. 

“Dibutuhkan komitmen, kejernihan, keberanian, kejelian, dan kemanisan hati yang ikhlas untuk menyikapi para pembenci Islam, sehingga kita terhindar dari terjerumus ke dalam perangkap yang sama, yaitu membenci mereka yang membenci kitam,” ungkap Imam Syamsi. 

Selain itu, kajian dilengkapi dengan video mengenai Nusantara Foundation yang sedang membangun Pesantren pertama di AS. Sebidang lahan di Connecticut seluas 7,5 hektar untuk pembangunan masjid dan pesantren/pusat pendidikan Islam. Proyek tersebut merupakan cerita masa depan masyarakat Indonesia yang memberikan kontribusi positifnya guna menjembatani Islam dengan dunia Barat serta memberikan solusi bagi penghapusan masalah Islamophobia dunia di masa mendatang.

(BR)

Translate »