Dampak Body Shaming yang Harus Diketahui

Belakangan telah ramai menjadi perbincangan di media sosial yang membahas soal polusi visual. Kalimat ini pertama kali muncul dari sebuah unggahan seorang influencer Revina VT di laman Twitternya.

Dirinya menuliskan beberapa cuitan terkait dirinya yang merasa resah dengan pakaian seseorang di sebuah tempat olahraga, yang menganggap bahwa hal tersebut merupakan polusi visual.

Revina juga mendeskripsikan apa yang ia lihat di dalam utas tersebut, ini lah yang memicu berbagai macam komentar netizen dan menyudutkannya karena telah melakukan body shaming.

Di Indonesia, sampai sekarang kita masih berkutat dengan hal ini. Apalagi dengan mengingat bahwa kita semua memiliki hak masing-masing untuk berekspresi. Namun sayangnya, hal ini disalahgunakan, karena justru malah membuatnya untuk mengejek kondisi seseorang, dan body shaming adalah suatu hal yang dilarang karena akan berdampak bagi seseorang yang menerimanya.

image: pixabay

Body shaming juga telah masuk kepada persoalan bullying dan tentu sangat berbahaya karena akan berpengaruh terhadap kesehatan dan mental seseorang.

Kalimat body shaming bisa muncul darimana saja, bisa jadi hal tersebut muncul dari kalimat yang halus namun ternyata memiliki arti yang menyakitkan.

Melansir insider, terdapat beberapa hal yang sebenarnya tergolong body shaming namun mungkin seringkali Anda tidak menyadarinya.

1. Mengomentari Tubuh Gemuk

Baca juga  Lakukan Hal Berikut Agar Merasa Siap Saat Bersalin

Anda mungkin bisa melihat ini dimanapun, salah satunya saat sedang berkumpul dengan teman-teman, dan Anda mengomentari hal ini pada orang tersebut dengan maksud “kesehatan”. Orang gemuk belum tentu tidak mencintai dirinya, Anda mungkin tidak tahu perjuangan apa saja yang telah dilakukannya selama ini untuk mendapatkan tubuh ideal. Semua butuh proses, dengan Anda berkomentar hal tersebut, tentu akan membuatnya menjadi makin tidak percaya diri.

2. Komentar Tentang Pakaian Seseorang

Pasti Anda sering kan mendengar komentar seperti ini? “Wah, berani banget pake baju itu? kalo aku sih enggak PD”

Kalimat seperti ini juga termasuk ke arah body shaming lho. Akan lebih baik untuk Anda mengapresiasi apa yang dikenakan orang lain, karena bisa saja pakaian tersebut adalah pakaian terbaik yang telah dipilih dari sekian banyak koleksi yang ada di lemarinya. Awalnya dia percaya diri dengan pakaiannya, namun setelah Anda berkomentar demikian, suasana hatinya pasti akan berubah sedih dan kembali tidak percaya diri.

3. Kalimat “Kurusan ya?”

Urusan tubuh yang gemuk dan juga kurus sepertinya akan tetap menjadi persoalan hingga saat ini. Bentuk tubuh akan berubah sepanjang waktu. Misalnya penurunan berat badan yang drastis, bisa disebabkan karena dengan perubahan pola makan atau kondisi lain seperti penyakit. Hal ini juga termasuk body shaming. Belum tentu ia suka dengan penurunan berat badannya, karena kita tidak pernah tahu apa yang sedang dialami.

Baca juga  Minum Soda Dapat Menghentikan Menstruasi. Mitos atau Fakta?
image: unsplash

Sehubungan dengan hal itu pastinya akan sangat berdampak bagi si korban body shaming tersebut, contohnya akan menyebabkan gangguan makan seperti anoreksia, di mana seseorang akan sangat terobsesi untuk menurunkan berat badan. Tidak hanya anoreksia, ada pula bulimia, dimana seseorang mengeluarkan lagi isi makanan yang sudah masuk ke dalam perut, agar bentuk badan tetap terjaga.

Masalah anoreksia dan bulimia dapat menyebabkan dehidrasi, sembelit, kurang gizi, kembung, bahkan siklus menstruasi yang tidak teratur.

Tiap orang memiliki caranya masing-masing untuk merubah diri agar lebih baik, ada yang giat olahraga untuk menurunkan berat badan, ada yang atur pola makan agar memiliki tubuh yang ideal, ada juga yang tiap minggu rutin ke kilinik kecantikan untuk mengatasi masalah kulitnya. Jika dengan usaha seperti ini kita masih saja dikomentari, tentu akan merasa sakit hati bukan?

Kita tidak bisa memaksakan orang lain agar terlihat baik dihadapan kita. Tapi sebaiknya, akan lebih baik untuk kita selalu memunculkan rasa empati dalam diri agar tidak ada ucapan dari mulut kita yang menyakiti orang lain. (AA)

Translate »